PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) siap menggunakan bahan bakar biodiesel 20 persen atau B20 pada seluruh Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) milik PLN.
"Tahun ini mesin kami siap menyerap 2,2 juta kiloliter (dari Pertamina)," kata Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Timur, Bali, dan Nusa Tenggara PLN, Djoko Rahardjo Abu Manan usai melangsungkan rapat koordinasi terkait biodisel di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Kamis (23/8/2018).
Djoko mengatakan, selama ini PLN memasok bahan bakar minyak dari tiga supplier. Yakni PT Pertamina (Persero), AKR Corporindo, dan PT Kutilang Paksi Mas (KPM).
Namun demikian, dalam penerapannya baru Pertamina yang mampu menyediakan B20. Oleh karena itu, dirinya berharap dengan ada Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 66 Tahun 2018, perubahan dari Perpres Nomor 61 Tahun 2015 tentang penghimpunan dan penggunaan dana perkebunan kelapa sawit, seluruh perusahaan produsen pemasok kebutuhan unsur minyak sawit dapat menerapkan kebijakan tersebut.
"Ini sudah ada Perpres 66 Tahun 2018, semua harus jual. Jadi kita tunggu," kata dia.
Di tempat yang sama, Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati juga mengatakan, pihaknya telah siap menjual B20 kepada PLN pada 1 September mendatang.
"Kami siap menjual dan PLN siap membeli," kata dia.
Sebelumnya, Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Darmin Nasution mengatakan, penerapan B20 dapat berdampak pada penghematan devisa negara sekitar USD 5,5 miliar per tahun. Dengan asumsi Indonesia menggunakan B20 secara penuh pada PSO dan Non PSO.
"Dengan melaksanakan B20 untuk PSO dan non PSO paling tidak ada dua dampak positifnya. Satu penghematan devisa. Kalau sudah full B20 nya mudah-mudahan dalam waktu enggak lama beberapa bulan kita bisa mencapainya, itu setahun bisa menghemat USD 5,5 miliar," ujar Menko Darmin.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
from Berita Hari Ini, Kabar Harian Terbaru Terkini Indonesia - Liputan6.com https://ift.tt/2BZxrPo
No comments:
Post a Comment