Pages

Saturday, December 29, 2018

Tsunami Dahsyat Bisa Dipicu Senjata Buatan Manusia? Benarkah?

Pada 26 Desember 2004, gempa megathrust bawah laut berkekuatan 9,1 skala Richter mengguncang Samudera Hindia di lepas pantai Sumatera Utara, Indonesia. Seluruh Bumi pun bergetar hebat.

Gelombang raksasa muncul setinggi 30 meter, menghantam Aceh, Thailand, Sri Lanka, India, Maladewa, dan pesisir timur Afrika. Jutaan liter air laut tumpah ke daratan.

Lebih dari 230 ribu nyawa melayang atau dinyatakan hilang. Menjadi salah satu bencana terdahsyat pada Abad ke-21.

Namun, tak lama kemudian, sejumlah rumor dan teori konspirasi beredar di internet. Yang menyebut, pangkalan AS di Diego Garcia -- sebuah pulau kecil di tengah Samudera Hindia lolos dari tsunami.

Pulau Diego Garcia (Reuters)

 "Semua pulau di bagian dunia itu musnah. Bagaimana bisa ada yang percaya begitu saja jika Diego Garcia selamat," demikian menurut Mark C asal Filipina, seperti dikutip dari BBC News.

Lainnya menuding AS sudah tahu soal potensi bencana dan sengaja tak memberitahukannya pada negara-negara lain: Indonesia, India, Sri Lanka, Maladewa, Thailand, lainnya.

Para pejabat Angkatan Laut AS di Diego Garcia langsung membantah tuduhan tersebut.

Menurut mereka, pulau tersebut tak terhempas tsunami karena dikelilingi perairan dalam dan pantainya yang tinggi tak memungkinkan gelombang raksasa menerjang.

Namun, sejumlah penganut teori konspirasi tak lantas puas.

Sejumlah rumor tetap beredar di dunia maya. Ada yang menuding, bencana itu sengaja dipicu AS, untuk mengalihkah perhatian dari perang Irak.

Sampai-sampai, soal itu jadi perbincangan di warung kopi dan bar.

"Kenapa AS sampai mengirimkan kapal perangnya ke sana? Mengapa komandan senior perang Irak datang ke sana," desainer Mark Tyler bicara perlahan, sambil menyesap bir di gelasnya di Distrik Wan Chai, Hong Kong seperti dikutip situs Dawn.

Apalagi, kata dia, bencana itu terjadi tepat setahun setelah gempa 6,6 SR mengguncang kota kuno Bam di Iran pada 26 Desember 2003 yang menewaskan 26 ribu manusia.

"Apakah itu hanya kebetulan belaka? Dan omong-omong, tak ada aktivitas seismik yang sebelumnya terekam di Sumatra sebelum gempa. Aneh," tambah dia.

Tak hanya dari pejabat militer AS, bantahan juga disampaikan Dr Bart Bautisda, kepala ilmuwan di Philippine Institute of Volcanology and Seismology.

Menurut dia, tak mungkin ada senjata yang bisa memicu gempa dan tsunami sehebat itu. "Untuk memicunya diperlukan energi yang sangat besar. Tak masuk akal," kata dia.

Let's block ads! (Why?)

from Berita Hari Ini Terbaru Terkini - Kabar Harian Indonesia | Liputan6.com http://bit.ly/2QajErb

No comments:

Post a Comment