Liputan6.com, Jakarta - Survei Indikator Politik menunjukkan kedua pendukung partai belum solid memilih pasangan calon presiden yang diusung. Di kubu Jokowi, PPP, Hanura, dan Golkar, tiga besar penyumbang pemilih yang belum solid. Berturut-turut di angka 43,2 persen, 39,6 persen, dan 31,2 persen
Wakil Ketua Umum Partai Hanura Gede Pasek Suardika mengatakan hal tersebut biasa saja. Karena pemilu serentak baru pertama kali dilakukan, perlu penyesuaian strategi.
"Ya kita hormati hasil itu. Kompetisi politik serentak kan, barang baru dan belum pernah terjadi. Sehingga perlu metodologi dan cara yang seni melakukannya," ujar Pasek melalui pesan singkat, Kamis (24/1/2019).
Dia mengakui bahwa sulit untuk menyeragamkan pilihan akar rumput mencapai 100 persen. Pasek berharap ke depannya makin mengecil.
Pasek pun berharap dari Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf memberikan perhatian. Yaitu dengan membantu agar pemilih Prabowo bisa beralih ke Jokowi.
"Tentu juga TKN harus memberikan perhatian terhadap hal ini sebagai bagian ikhtiar bersama," ujarnya.
Diberitakan, Sembilan partai koalisi pengusung capres-cawapres nomor urut 01, Joko Widodo- Ma'ruf Amin, ternyata tak semuanya mendukung secara 100 persen. Hanya Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) yang 100 persen mendukung pasangan calon presiden-wakil presiden nomor urut 01.
Dari sembilan partai koalisi pendukung Jokowi-Ma'ruf, yang lebih banyak terbelah untuk mendukung Prabowo Subianto- Sandiaga Uno yakni Partai Golkar, PPP dan Hanura. Karena, dari 100 persen Partai Golkar hanya 62,1 persen yang memilih Jokowi-Ma'ruf dan 31,2 persen memilih Prabowo-Sandi.
Lalu, PPP hanya 53,7 persen memilih Jokowi-Ma'ruf dan 43,2 persen membelot ke Prabowo-Sandiaga. Sedangkan, Partai Hanura hanya 59,1 persen dan 39,6 persen mendukung Prabowo-Sandiaga.
Reporter: Ahda Bayhaqi
Sumber: Merdeka.com
No comments:
Post a Comment