Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim prihatin dengan perolehan peringatan Programme for International Student Assessment atau PISA 2018 yang baru saja dirilis pada Selasa (3/11/2019).
Menurut Nadiem, hasil PISA tersebut harus dijadikan cara pandang baru untuk melihat pendidikan di Indonesia. Meski demikian, Nadiem merasa risau dengan perolehan ranking Indonesia dalam PISA khususnya bidang membaca.
Posisi bidang baca anak Indonesia berada di peringkat keenam terbawah dengan skor hanya 371. Jauh di bawah negara tetangga Malaysia yang mendapatkan skor 415.
Melihat fakta seperti itu, Mendikbud merasa perlu adanya perubahan cara pandang bangsa Indonesia dalam membaca. Menurut dia, budaya literasi bukan hanya dilakukan dengan cara-cara konvensional, yaitu melalui buku.
Namun bisa melalui berbagai cara yang kita senangi. "Mungkin kaya main games ya. Bapak-bapak, Ibu-ibu pernah main games, iya kan," ucap Nadiem Makarim di Kemendikbud, Jakarta, Selasa (3/12/2019).
Jika literasi dilakukan dengan rasa senang, maka lanjut Nadiem bisa mengasah keahlian membaca serta memahami isi bacaan.
"Nah perlunya literasi itu di situ. Bukan dipakas mengikuti ini struktur kata," ucap dia.
Pengalaman Pribadi
Nadiem pun mengisahkan pengalaman pribadinya dalam belajar bahasa. Dia menyebutkan bahwa saat belajar bahasa, baik Inggris maupun Indonesia ia mempelajarinya dari sesuatu yang ia gemari.
"Saya belajar Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia pun tidak dengan diajarin tapi dengan mencintai materi buku, film dan games di mana bahasa itu menjadi paham," tukas Nadiem
"PISA ini hanya mengafirmasi. Saya melihat lebih banyak detailnya dari pada semua guru-guru, kepala sekolah, bahkan dirjen-dirjen saya pun mengingatkan ini masalah literasi sangt penting. Karena kita sedang mengalami krisis litrasi," pungkasnya.
No comments:
Post a Comment