Liputan6.com, Nagan Raya - Bocah itu tampak meronta-ronta minta dilepas. Padahal, baru sepersekian detik ia dipangku ibunya. Ibu muda itu akhirnya menyerah dengan kemauan si anak yang merengek minta diturunkan dari pangkuannya.
Lepas dari pingitan ibunya, Aris, nama bocah itu, langsung meluncur menggapai robot-robotan plastik yang tergeletak di lantai. Hampir saja gelas kopi yang masih panas itu disenggolnya. Beruntung ibunya mengingatkan.
Anak sematang wayang pasangan Abdul Munir (35) dan Rajidah (31) itu lalu rebahan di lantai bersama mainannya. "Wuuuuss," ia mengayuh-ngayuh angin, menerbangkan robot di tangannya dari kanan ke kiri. Sesekali ia lintaskan robot tersebut melewati hidung ibunya.
Puas bermain dengan robot-robotan tadi, Aris mendekati ayahnya. Niatnya, mau mengambil amplop besar dengan kop bertuliskan "Instalasi Radiologi RSUD dr. Zainoel Abidin, yang berada di sisi kanan si ayah.
Namun ibunya menghardik kecil. Aris membisu sejenak. Sedetik kemudian ia sudah rebahan di antara dua lutut ibunya.
"Beginilah lasaknya si Aris ini. Kita lihat sekilas ceria. Tapi ya, keceriaannya itu, sebentar saja. Sebentar lagi juga bilang, 'mak sakit di sini' sambil pegang dada," ucap Rajidah, saat Liputan6.com berkesempatan menyambangi kediaman Aris dan orangtuanya, di Desa Gunong Pungki, Dusun Tutu Balok, Kecamatan Tadu Raya, Kabupaten Nagan Raya, Sabtu, 29 September 2018.
Sebagai catatan, Desa Gunong Pungki cukup terisolasi dari keramaian. Jaraknya sekitar 30 kilometer dari pusat perkantoran Suka Makmue, yang merupakan sentral kabupaten Nagan Raya.
Untuk mencapai desa ini, mesti melewati jalan berbatuan dan bergelombang. Desa dengan geografis pegunungan ini dikelilingi pepohonan kelapa sawit milik PT Fajar Baizury & Brother's.
Sekilas, memang bocah bernama lengkap Aris Habibal Umam itu tampak normal seperti anak seumurannya. Ia terlihat lincah, lasak, dan cenderung hiperaktif. Sedikit yang tahu, bahwa Aris menderita Penyakit Jantung Bocor (PJB).
Kedua orangtuanya juga baru saja mengetahui hal ini sebulan yang lalu, setelah Aris dibawa ke RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. "Saya syok. Menangis. Tidak tahu mau bilang apa saat itu. Siapa yang tidak terkejut. Tahu pun tidak kita, seperti apa bocor jantung itu. Seumur-umur baru tahu ini," ujar Rajidah.
Menurut Rajidah, anaknya itu sudah lama menunjukkan tanda-tanda menderita suatu penyakit, tetapi ia tidak menyangka kalau Aris menderita bocor jantung.
Penyakit Jantung Bocor adalah kelainan yang terjadi pada struktur jantung yang mengakibatkan terjadinya lubang pada sekat jantung. Penyakit ini termasuk kelainan jantung bawaan yang lebih banyak diderita oleh anak-anak, meski dalam beberapa kasus, ada juga orang dewasa yang mengalaminya.
Rajidah melanjutkan, anaknya itu tidak tahan lama-lama jika beraktivitas. Ia mudah sekali lelah. Kuku dan bibir Aris bisa dengan tiba-tiba menghijau saat sedang kelelahan.
Aris sering meringis kesakitan ketika umurnya beranjak dua tahun. Tak jarang, Rajidah mendapati Aris sedang terduduk seraya memegangi dada kirinya.
"Itu awal-awal saya tahu dia ada sakit di dadanya. Biasanya saya cepat-cepat menghampirinya, mengelus-elus dada di Aris," kisah Rajidah.
Saat ini, ke mana-mana, bocah penderita jantung bocor itu lebih banyak digendong atau dibopong ibunya. Ia juga lebih banyak berdiam di rumah ketimbang bermain bersama anak-anak sepantarannya.
Rajidah menceritakan, Aris baru beberapa bulan ini mengenyam Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di PAUD Fajar Harapan Desa Babah Rot, tak jauh dari desa tempatnya tinggal.
"Saya mesti menemani si Aris, tidak boleh lepas. Ke Taman Kanak-Kanak (TK), ia harus digendong, diawasi, kalau pipis saja mesti kita temani dan gendong ke toilet, saking mudah lelahnya," tutur Rajidah.
Rajidah mengungkapkan, anaknya itu bercita-cita ingin punya beko/ekskavator karena sering melihat alat berat milik perusahaan sawit beraktivitas di dekat rumahnya.
from Berita Hari Ini, Kabar Harian Terbaru Terkini Indonesia - Liputan6.com https://ift.tt/2xN7YUK
No comments:
Post a Comment