Liputan6.com, Jakarta - Sebelum gempa dan tsunami menghantam Palu dan Donggala pada Jumat, 28 September 2018, Teluk Palu juga sempat diterjang bencana yang sama nyaris setahun lalu. Tepatnya pada 1927 lalu.
Darwis, penjaga Monumen Perdamaian Taman Edukasi Nosarara Nosabatutu menuturkan bencana gempa disusul tsunami terjadi di Kelurahan Petobo. Cerita itu didengarnya dari orangtua kerabatnya yang disampaikan secara turun-temurun.
Kisah itu diyakini benar lantaran sampai sekarang, air yang berasal dari dalam tanah di Kelurahan Petobo masih terasa asin, seasin air laut. Juga di bagian lain perbukitan Jabal Nur dengan jarak puluhan kilometer dari bibir pantai Teluk Palu, terdapat tumpukan-tumpukan batu karang bukti luasnya teluk di masa lalu.
"Semenjak tsunami terjadi, air laut lambat laun surut hingga puluhan kilometer ke Pantai Talise," ceritanya pada Liputan6.com pada akhir 2017 lalu.
Usai tsunami dan gempa, Teluk Palu kembali mempesona. Tanah menjorok yang langsung berbatasan dengan birunya laut adalah pemandangan yang tak ingin Anda lewatkan. Berhias julangan bukit-bukit di batas pandang, salah satu tempat wisata favorit di Palu ini masih terus menambat hati banyak orang.
Tak hanya lewat panorama, keseharian penduduk terlihat begitu gamblang. Sembari menikmati santai suasana di sini, Anda bisa melihat kuda yang tengah dimandikan atau sekedar mengamati kesibukan nelayan yang baru menepi di pagi hari.
Juga, Teluk Palu dikenal sebagai salah satu tujuan destinasi wisata keluarga. Keberadaan Anjungan Teluk Palu jadi salah satu alasannya. Ketersediaan ragam pilihan permainan untuk anak-anak lengkap dengan para penjaja kaki lima membuat tempat ini jadi tujuan warga Palu untuk sejenak melepas lelah.
Saksikan video pilihan berikut ini:
No comments:
Post a Comment