Pages

Wednesday, October 3, 2018

Sentimen Negatif Bayangi Pasar Apartemen di Jakarta

Faktor Lemahnya Penjualan

Lemahnya penjualan itu dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya isu ekonomi dan politik. Kondisi makroekonomi saat ini dinilai berdampak secara jangka pendek hingga menengah terhadap melemahnya kondisi pasar properti.

Depresiasi nilai tukar rupiah menyebabkan Bank Indonesia (BI) meningkatkan suku bunga acuannya yang akhirnya memberatkan pembeli yang menggunakan dana perbankan. Padahal, tren metode pembayaran lewat KPR (Kredit Kepemilikan Rumah) dan KPA (Kredit Pemilikan Apartemen) sudah mulai berkembang dari tahun ke tahun.

Selain itu, kebijakan loan to value (LTV) pemerintah juga dinilai belum efektif dalam mendorong penjualan properti. Ferry mengatakan, LTV ini harus diimbangi dengan penurunan suku bunga. Apabila akses fasilitas pinjaman kredit dari bank dipermudah, tingkat pembelian oleh end user pun akan meningkat.

"Karena percuma DP-nya rendah tapi beban hutangnya tambah tinggi. Sebenarnya salah satu cara yang mungkin belum diterapkan adalah bagaimana memperpanjang tenor," ujar Ferry.

Jauhnya rasio antara jumlah apartemen dengan jumlah penduduk di Jakarta juga karena apartemen belum menjadi pilihan banyak orang sebagai tempat tinggal. Menurut Ferry, akses pembelian lewat perbankan yang diperluas akan menjadi katalis pelemahan penjualan.

Sementara dari sisi politik, calon pembeli cenderung lebih memilih wait and see atau menunggu dan menunda membeli properti dengan mempertimbangkan kondisi politik. Walaupun demikian, isu politik lebih berpengaruh pasar menengah ke atas yang menyasar pada investasi. (Felicia Margaretha)

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Let's block ads! (Why?)

from Berita Hari Ini, Kabar Harian Terbaru Terkini Indonesia - Liputan6.com https://ift.tt/2P8IrvV

No comments:

Post a Comment