Liputan6.com, New York - Harga emas naik lebih tinggi dipicu ketidakpastian di tengah negosiasi perdagangan antara Amerika Serikat-China. Ini mengimbangi tantangan rilis data ekonomi AS yang positif, sementara paladium yang dilanda defisit memperpanjang rekornya.
Melansir laman Reuters, harga emas di pasar spot naik 0,2 persen menjadi USD 1.477,12 per ons, setelah mencapai level tertinggi sejak 7 November di posisi sehari sebelumnya USD 1.484. Adapun emas berjangka AS ditutup naik 0,2 persen menjadi USD 1.483,10 perons.
"Kami melihat permintaan muncul untuk emas," kata Analis Riset Komoditas Peter Fertig.
Namun, dia melanjutkan selama Presiden AS Donald Trump tidak membuat pernyataan yang jelas tentang apa yang dia inginkan, pasar akan tetap bingung.
"Harus ada pemotongan tarif jika Washington dan Beijing ingin mencapai perjanjian perdagangan sementara," kata Kementerian Perdagangan Chinapada hari Kamis. Ini terjadi sehari setelah Trump mengatakan pembicaraan perdagangan sedang berlangsung
Hal ini berbeda dengan komentar sebelumnya yang menyarankan kesepakatan mungkin harus menunggu sampai setelah pemilihan presiden di 2020.
Logam Lainnya
Adapun hal yang membatasi gerak emas adalah data ekonomi Amerika Serikat yang positif. Data menunjukkan klaim awal untuk tunjangan pengangguran negara turun ke level terendah sejak pertengahan April untuk pekan yang berakhir di 30 November.
Sementara defisit perdagangan AS merosot ke level terendahhampir satu setengah tahun di bulan Oktober.
Adapun paladium melanjutkan rekornya, menuju harga puncak sepanjang masa dari USD 1.876,54 per ounce di tengah kekhawatiran pasokan logam. harga terakhir naik 0,1 persen menjadi USD 1.871,93
Di antara logam lainnya, harga platinum naik 0,4 persen menjadi USD 897,88. Sementara harga perak naik 0,8 persen menjadi USD 16,95.
No comments:
Post a Comment