Liputan6.com, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan sejak Januari hingga Agustus 2019, telah terjadi 2.524 bencana di Indonesia. Tercatat, sebanyak 402 orang meninggal dunia, sedangkan 27 orang hilang.
"Bencana yang paling banyak menyebabkan korban jiwa pada bulan Agustus ini adalah bencana gempa bumi di Banten tanggal 2 Agustus 2019," kata Plt Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Agus Wibowo di kantornya, Jakarta Timur, Jumat (30/8/2019).
Lebih lanjut Agus memaparkan, sepanjang Agustus 2019 sebanyak 1.640 orang terluka akibat gempa. Kemudian, 3.464.347 orang mengungsi serta terdampak.
"Lebih dari 98% bencana yang terjadi merupakan bencana hidrometeorologi," ucap dia.
Agus juga menyoroti bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) selama bulan Agustus 2019.
"Cukup banyak dilaporkan terjadi di Sumatera, Jawa dan Kalimantan," tutup dia.
Waspada Kekeringan
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi sejumlah daerah di Indonesia masih akan mengalami kekeringan hingga November mendatang.
"Agustus dan September kami prediksikan merupakan puncak dari periode musim kemarau. Sebanyak 97 persen wilayah memasuki musim kemarau," kata Kepala Subbidang Analisa dan Informasi Iklim BMKG Adi Ripaldi di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Jumat (30/8/2019).
Dia membeberkan, kondisi kemarau dimonitoring dari pos-pos hujan. Pos tersebut tersebar kecamatan di seluruh Indonesia. Setidaknya, ada 6 ribu pos hujan.
Dilaporkan Adi, wilayah yang akan mengalami kekeringan paling ekstrim yakni Jateng, Jabar, DIY, NTT dan NTB. Diketahui sudah lebih dari 100 hari tidak pernah hujan.
"Contohnya ada di satu kecamatan wilayah NTT selama 157 hari tidak ada hujan. Banyangkan 4 sampai 5 bulan tidak ada hujan," ucap dia.
Adi menerangkan, kondisi semacam ini setidaknya masih terus berlangsung hingga Oktober 2019. Itu pun baru untuk wilayah di Jawa Barat.
No comments:
Post a Comment