Liputan6.com, Jakarta Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bidang Analisis Variabilitas Iklim mengungkapkan suhu terpanas Indonesia selama periode 1981 sampai 2019. Suhu terpanas tersebut adalah lebih dari 39 derajat Celsius.
”Dari sepuluh suhu terpanas maksimum harian, lima di antaranya terjadi di bulan Oktober,” ujar Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG, Miming Saepudin dalam paparan yang diterima Health Liputan6.com, Senin (28/10/2019).
Adapun data suhu terpanas, sebagai berikut:
1. Pada 16 Agustus 1997: Kalimantan Selatan
Stasiun Klimatologi Banjarbaru: 40,6 derajat Celsius
2. Pada 21 Oktober 2006 Lampung Utara
Stasiun Geofisika Kotabumi: 40,2 derajat Celsius
3. Pada 31 Oktober 2006: Lampung Utara
Stasiun Geofisika Kotabumi: 40,2 derajat Celsius
4. Pada 8 Februari 2008: Kalimantan Timur
Stasiun Meteorologi Temindung: 40,2 derajat Celsius
5. Pada 23 November 1990: Seram Bagian Timur
Stasiun Meteorologi Geser : 40,1 derajat Celsius
Daerah dengan Suhu Terpanas
6. Pada 8 Agustus 1994: Kalimantan Barat
Stasiun Meteorologi Nanga Pinoh: 40 derajat Celsius
7. Pada 12 Oktober 2002: Majalengka
Stasiun Meteorologi Jatiwangi: 40 derajat Celsius
8. Pada 21 November 2012: Maluku Tenggara
Stasiun Meteorologi Dumatubun Tual: 40 derajat Celsius
9. Pada 23 Oktober 2008: Nusa Tenggara Barat
Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin Bima: 39,9 derajat Celsius
10. Pada 28 Juni 1985: Sulawesi Tengah
Stasiun Meteorologi Kasiguncu: 39,9 derajat Celsius
Pergerakan Semu Matahari
Tingginya suhu panas yang melanda Indonesia, terutama sepanjang Oktober 2019 dipengaruhi pergerakan semu matahari. Dari visualisasi pergerakan semu matahari BMKG terlihat matahari tepat berada di garis khatulistiwa sejak 23 September.
Matahari akan terus bergerak ke belahan bumi selatan hingga 22 Desember. Adanya pergerakan semu matahari tersebut maka masyarakat yang tinggal di wilayah utara sampai selatan harus mewaspadai suhu panas yang tinggi.
“Wilayah yang perlu diwaspadai suhunya cukup tinggi, yaitu Sumatera Selatan dan Jawa, terutama bagian tengah ke utara. Sampai akhir bulan ini (Oktober), juga diwaspadai cuaca yang sangat terik di siang hari,” ujar Miming melalui keterangan tertulis.
Efek dari pergerakan semu matahari membuat terjadinya anomali suhu dingin di perairan Indonesia yang menyebabkan awan hujan sulit terbentuk. Pola angin masih bertiup dari arah Timur sehingga musim hujan belum bisa terjadi.
“Sampai periode akhir Oktober, umumnya kondisi cuaca cerah dan berawan. Pertumbuhan awan hujan sangat kecil, kecuali beberapa spot (wilayah) terjadi hujan dengan intensitas ringan dan sifatnya lokal,” imbuh Miming.
No comments:
Post a Comment